lt;script data-ad-client="ca-pub-8488281881136149" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js">Islam itu indah: Kajian ilmu Tauhid (2)

Rabu, 14 Desember 2011

Kajian ilmu Tauhid (2)


Sifat Ma’ani : Artinya Allah sebelum menjadikan langit bumi seisinya ini, maka Allah sudah memiliki sifa Ma’ani yaitu Allah sudah kuasa, sudah berkehendak, sifat ma’ani ada 7 yaitu : Qudrat, Iradah, ‘Ilmu, Hayat, Sama’ , Bashar, Kalam


Qudrat = Kuasa
Sifat mustahil / lawan ( muhal ) = ‘Ajzun artinya Lemah ( jawa: apes )
Dalil : Innallaha ‘ala kulli syain qadiir ( Qs Albaqarah 20 )
Innallaha, sesungguhnya Allah, ‘ala kulli Syain diatas segala sesuatu, Qadiruun, Kuasa

Iradat = Allah itu mempunyai kehendak / Berkehendak
Sifat Mustahil/lawan (muhal) = Karohah artinya Mustahil kalau sampai Allah itu terpaksa menuruti kehendak Makhluq ( jawa: kasereng )
Dalil : Fa’aalul lima yuriidu ( Qs Al buruj 16 )
( Dzat yang banyak mencipta segala sesuatu menurut kehendakNya )

‘Ilmu = Allah Maha mengetahui ( Jawa : Ngudaneni )
Sifat Mustahil / lawan ( muhal ) = Jahlun artinya, mustahil jika Allah itu bodoh
Dalil : Innallaha ‘alimun bidzaatish shuduuri ( Qs Al Imron 119 )
Innallaha, sesungguhnya Allah, ‘aliimun, Dzat yang maha mengetahui, bidzaatish shuduuri, diatas orang – orang yang memiliki beberapa macam keadaan hati
( jawa: Setuhune Gusti Allah iku ngudaneni kelawan wong kang anduweni piro – piro ati )

Hayat = Allah itu maha hidup, hidupNya tidak pakai nyawa, tidak pakai sukma
Sifat mustahil / lawan ( muhal ) = Mautun artinya mustahil jika Allah sampai mati.
Dalil : Watawakkal ‘alal hayyilladzii laa yamuutu ( Qs Al Furqan 58 )
Watawakkal, dan bertawakal/pasrah lah engkau Muhammad, kepada Hayyilladzii, Dzat yang maha hidup, laa yamuutu, yang tidak akan mati.

Sama’ = Allah Maha mendengar, mendengarNya tidak pakai telinga ( Jawa : ngerungu, ngerungune ora nganggo kuping )
Sifat mustahil/lawan ( muhal ) = Shomamun, artinya mustahil jika Allah itu tuli
Dalil : Innallaha Samii’un ‘aliim ( Qs Al Imron 34 )
Innallah, sesungguhnya Allah, itu Samii’un, Dzat yang maha mendengar, ‘aliimun dan Dzat maha mengetahui.

Bashar = Allah Maha melihat, melihatNya tidak pakai mata ( Jawa: Gusti Allah iku mesti ningali, ningalane ora nganggo meripat )
Sifat mustahil/lawan ( muhal ) = ‘Umyun artinya mustahil jika Allah buta
Dalil : Wallahu bashiirun bimaa ta’maluna ( Qs Al Hujurat 18 )
( Dan Allah itu Dzat yang maha melihat atas segala sesuatu perbuatan yang kamu lakukan )

Kalam = Allah itu maha berfirman ( berkata – kata ) berkata –katanya Allah tidak pakai suara dan aksara (jawa: Gusti Allah mesti dawuh, dawuhe ora nganggo suoro, ora nganggo aksoro )
Sifat mustahil / lawan ( muhal ) = bukmun artinya mustahil jika Allah itu dzat yang bisu
Dalil : Wakalamallahu Muusa takliiman
Wakalamallahu, dan telah berfirman / berbicara Allah, Muusa kepada nabi Musa, takliiman dengan sebenar – benar berbicara / berfirman.


Sifat Ma’nawiyah : Setelah menjadikan langit bumi sesisinya, Allah mempunyai sifat ma’nawiyah artinya Allah itu Yang Kuasa, Yang berkendak dan seterusnya, sifat ma’nawiyah ada 7 yaitu : Qadiran, Muridan, Aliiman, Hayyan, Samii’an, Bashiiran, Mutakalliman.

Kaunuhu Qadiran = adanya Allah itu Dzat yang Kuasa
Sifat mustahil / lawan = ‘Ajizan artinya mustahil Allah dzat yang lemah
Dalil = sifat qudrat

Kaunuhu Muriidan = adanya Allah itu dzat yang berkehendak
Sifat mustahil / lawan = Karihan artinya mustahil Allah dzat yang tidak berkehendak ( menuruti kehendak makhluq )
Dalil = dalil sifat iradat

Kaunuhu Aliiman = Adanya Allah itu Dzat yang maha mengetahui
Sifat mustahil / lawan = Jahilan artinya mustahil Allah dzat yang bodoh
Dalil = dalil sifat ‘ilmu.

Kaunuhu Hayyan = adanya Allah itu dzat yang maha hidup
Sifat mustahil / lawan = mayyitan artinya mustahil Allah dzat yang mati
Dalil = dalil sifat hayat.

Kaunuhu samii’an = adanya Allah itu dzat yang maha mendengar
Sifat mustahil / lawan = Ashomma artinya mustahil Allah dzat yang tuli
Dalil = dalil sifat sama’

Kaunuhu Bashiiran = adanya Allah itu dzat yang maha melihat
Sifat mustahil / lawan = a’ma artinya mustahil Allah dzat yang buta
Dalil = dalil sifat bashar.

Kaunuhu Mutakalliman = adanya Allah itu dzat yang maha berbicara
Sifat mustahil / lawan = Abkama artinya mustahil Allah dzat yang bisu
Dalil = dalil sifat kalam.


Sifat Jaiz ( kewenangan ) Allah ada satu dijabarkan jadi 5, ditambah sifat mustahilnya 5 jadi 10
1.Allah menjadikan langit bumi seisinya kewenangan Allah, mustahil jika Allah menjadikan langit bumi seisinya wajib
2.Allah menjadikan langit bumi seisinya tidak berharap manfaat, mustahil jika berharap manfaat
3.Allah menjadikan langit bumi seisinya, langit bumi seisinya ini tidak punya daya kekuatan, mustahil jika punya daya kekuatan
4.Allah menjadikan langit bumi seisinya, langit bumi sesisinya tidak punya daya watak / sifat
5Allah menjadikan langit bumi seisinya ini baru, mustahil jika qidam

Aqaidul iman 50 dibagi jadi 2 yaitu :
1. Istighna’
2. Iftiqar

Istighna’ angkullima siwaahu artinya Allah itu maha kaya, tidak butuh sesuatu selainNya, sifatnya ada 28 ( termasuk sifat wajib, mustahil dan jaiz ) yaitu : wujud, qidam,baqa, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, sama’, bashar, kalam, samii’an, bashiiran, mutakalliman ( 11 ) , sifat mustahilnya 11, jadi 22,
sifat jaiz 3 ( yaitu no 1- 3 diatas ) ditambah mustahil jaiznya 3, jadi 6
22 ditambah 6 = 28

Istighna’ sendiri dibagi menjadi 5
1. Istighna’ fa’il : Allah maha kaya, tidak butuh pada perbuatan ( jawa: ora butuh
marang gawe ) sifatnya yaitu : wujud, qidam, baqa, mukhalafatu lil hawaditsi
2. Istighna’ mahal : Allah maha kaya, tidak butuh pada tempat, sifatnya yaitu qiyamuhu binafsihi
3. Istighna’ mukammil : Allah maha kaya, tidak butuh pada sesuatu yang menyebabkan sempurna, sifatnya yaitu sama’ bashar, kalam, samii’an, bashiiran, mutakalliman
4. Istighna’ maf’ul : Allah maha kaya, tidak butuh pada ciptaanNya, sifatnya sifat jaiz no 1 dan 2, ditambah sifat mustahil dari sifat jaiz tersebut.
5. Istighna’ washitoh : Allah maha kaya, tidak butuh pada lantaran, sifatnya sifat jaiz no 4 ditambah sifat mustahil dari sifat jaiz tersebut.



Iftiqar kullima ‘adaahu ilahi : setiap sesuatu selain Allah pasti butuh pada Allah
terdiri dari 22 sifat ( wajib, mustahil, jaiz ) Yaitu : qudrat, iradat, ilmu, hayat, qadiran, muriidan, ‘aliiman, hayyan, samii’an, wahdaniyah ( 9 sifat ) mustahilnya 9 sifat, ditambah sifat jaiz no 4 dan 5, serta sifat mustahil bagi sifat jaiznya 2, jadi jumlahnya 22 sifat.

Istighna’ 28 sifat , dibagi jadi 2
1.Sifat kamal artinya sempurna, terdiri dari 12 sifat ( wajib, mustahil, jaiz )
2.Sifat Jamal artinya indah, terdiri dari 16 sifat ( wajib, mustahil, jaiz )

Iftiqar 22 sifat dibagi jadi 2
1.Sifat Jalal, artinya Agung, terdiri dari 10 sifat ( wajib, mustahil, jaiz )
2.Sifat Qohar, artinya Perkasa, terdiri dari 12 sifat ( wajib, mustahil, jaiz )

Istghna’ 28 sifat ditambah iftiqar 22 sifat disebut aqaidul iman 50

Semua sifat diatas terangkum dalam kalimah tauhid :
Laa ilha illa Allah

Laa, mengandung sifat kamal 12
Ilaha, mengandung sifat jamal 16
Illa, mengandung sifat jalal 10
Allahu, mengandung sifat qohar 12
Jumlah 50 sifat.

Huruf kalimah tauhid laa ilaha illa Allah, 12 huruf
Lam, lafad Laa, artinya tidak ada yang lainnya
Alif, lafad laa, mustahil jika Allah ada yang lainnya lagi.
Alif, lafad ilaha, itsbat iradat artinya tetap pada kehendak Allah
Lam, lafad ilaha, Nafi mujtahid nakiroh, artinya hati – hati jangan berharap pada Tuhan yang lain, kecuali Allah.
Ha, lafad ilaha, itsbat ahadiyah, tetap satu/esa dzat Allah
Alif, lafad illa, itsbat hidayah, tetap petunjuk dari Allah
Lam, lafad illa, lam nafi ‘ubudiyah, artinya tidak ada sesembahan selain Allah
Alif, lafad illa, artinya mustahil jika ada sesembahan selain Allah.
Alif, lafad Allahu, itsbat wahdiyah, tetap satu hakiki sifat Allah
Lam awwal, lafad Allah, itsbat ta’dim artinya tetap keagungan milik Allah
Lam tsani, lafad Allah, mustahil jika Allah itu tidak bersifat agung.
Ha, lafad Allah itsbat Hawiyah, artinya tetap keluasan milik Allah

Wallahu ‘alam bishawab.

Hanya untuk referensi :
1.Untuk aplikasi / penerapan tauhid dalam kehidupan sehari – hari,
kitab rujukan al hikam, Syeikh Ibnu Athaillah al iskandari
2.Untuk pendalaman tauhid, kitab rujukan, Al insan al kamil, syeikh Abdul karim ibnu ibrahim al jilli, kasyful mahjub ( syeikh Al hujwiri ), Jami’ al ushul fi al auliya,
3.kitab pendukung tassawuf, Risalah al qusyairiyah ( syeikh abul qasim al Qusyairy), Al fath al rabbani, Sirrul al Asraar ( syeikh Abdul Qadir al Jailani ), Minhaj Al ‘Abidin ( Syeikh Imam Al Ghazali ), Minahus Saniyah ( syeikh Abdul wahab asy sya’rani ) Barang siapa yang bisa membaca kalimah tauhid " Laa Ilaha Illallah " dengan memahami makna yang tekandung didalamnya yaitu aqaidul iman 50 ( jawa: mu'taqot seket ) maka Insya Allah, akan dijaga Oleh Allah dari perbuatan syirik dan diampuni segala dosanya

Huruf Lafad Allah itu ada 4 yaitu : Alif, Lam, Lam, Ha
bisa mengeluarkan huruf lafad Akbar yaitu : Alif, kaf, Ba', Ra'

Alif nya lafad Allah bisa mengeluarkan Alif lafad akbar
Alif lafad akbar mengandung sifat kamal 12 seperti dijelaskan diatas.
Kamal artinya Sempurna, menyempurnakan "La" kalimah tauhid
La nafi jinis menyempurnakan 4 perkara yaitu : tidur, bangun, hidup , mati (jawa: turu, tangi, urip, mati )

Lam Awwal lafad Allah bisa mengeluarkan kaf lafad akbar
kaf lafad akbar mengandung sifat Jamal 16 seperti dijelaskan diatas.
Jamal atinya Indah ( bagus ), membuat indah ( jawa: mbagusi ) Ilaha nya kalimah tauhid
ilaha manfi membuat indah ( mbagusi ) 4 perkara yaitu : muda, tua, baik, buruk

Lam tsani lafad Allah bisa mengeluarkan ba' lafad akbar
Ba' lafad Akbar mengandung sifat Jalal 10 seperti dijelaskan diatas.
Jalal artinya luhur atau Agung, mengagungkan illa nya kalimah tauhid
Illa itsbat mengagungkan 4 perkara, yaitu : pergi, datang, ada, tiada
( jawa: lungo, teko, ono, suwung )

Ha' lafad Allah bisa mengeluarkan ra' lafad akbar
Ra' lafad Akbar mengandung sifat Qohar 12 seperti dijelaskan diatas.
Qohar artinya perkasa ( jawa: meseso ), Menjadikan perkasa Allahu nya kalimah tauhid.
Allahu mustsbat menjadikan perkasa pada 4 perkara yaitu : Kuat, lemah, diam, gerak. ( jawa: kuat, apes, meneng, obah )


Intinya : Afdlolu imani billah anta'lama bianallahi ma'aka
Seutama - utama iman adalah jikalau engkau mengetahui dan merasakan bahwa Allah selalu dan senantiasa bersamamu
Adalah sebuah pemahaman, maka pemahaman tidak harus sama, tidak harus dipaksakan dan merasa benar sendiri, karena itu merupakan pemberian, silahkan diambil jika bermanfaat, jika tidak silahkan ditinggalkan, tidak ada vonis benar dan salah dan menjudgmen suatu pendapat / pemahaman

Makna Allahu akbar dan Allah meliputi segala sesuatu

Menurut ilmu tauhid makna dari Allahu Akbar adalah bahwa Allah adalah Dzat yang maha besar, yang tidak ada sesuatu yang mampu mewadahi eksistensiNya, sehingga Dzat Allah tidak menmpati ruang dan waktu, bahkan ruang dan waktu itulah yang menempati dzat Allah, Maha besar Dzat Allah tidak ada ilmu ukur baik secara fisik, material maupun energi yang mampu menjangkau kebesaranNYa, sehingga Allah maha luas dan meliputi seluruh ruang dan waktu, seluruh keadaan, seluruh sistem nilai, dan seluruh makhluqNya.

Sehingga kalau ada pertanyaan dimana Allah ?, kita pun kebingungan, karena ini pertanyaan lucu dan salah alamat,
Pertanyaan “dimana” lazim digunakan pada sesuatu yang berpindah – pindah tempat, kadang disini, lalu pindah disana, atau kemarin didepan, sekarang dibelakang, besok dikiri atau kanan.

Lalu bagaimana mungkin ditanyakan dimana ? kalau Dzat Allah itu tetap dan tidak pernah pindah posisiNya, ya dari dulu, sekarang dan nanti tetap saja.
Jawaban secara tauhid adalah Qiyamuhu binafsihi ( Allah berdiri diatas dzatNya sendiri, tidak butuh sesuatu yang lain )

Dasar Al qur’an Al Baqarah 115
Walillahil masyriqu wal maghribu fa aynama tuwallu fatsamma wajhullah innallaha waasi’un ‘aliim
( Dan kepunyaan Allah lah belahan bumi timur dan barat, maka kemanapun engkau menghadapkan wajahmu, disitulah engkau menghadap Dzat Allah, sesungguhnya Allah adalah Dzat yang maha luas dan maha mengetahui )


Qs An Nisaa’ 126
Walillahi maa fissamawaati wamaa fil ardli wakaanallahu bi kulli syain muhiitho
( Kepunyaan Allah lah apa yang ada di langit dan dibumi dan adalah Allah, Dzat yang meliputi segala sesuatu )

kedua ayat diatas sangat jelas dan gamblang bahwa Dzat Allah itu maha luas dan meliputi segala sesuatu.
Kata – kata yang digunakan adalah Waasi’un ( Maha luas ) dan bi kulli syain muhiitho ( meliputi tiap – tiap sesuatu ) dari makhluq yang besar sampai atom dan pecahan atom yang paling kecilpun diliputi oleh Dzat Allah

Kemudian ada yang berpendapat lha apa yang meliputi itu Dzatnya atau ‘IlmuNya,

Ayat diatas sama sekali tidak menyebut kata “ Ilmu “
Kata – kata yang digunakan adalah “ Wakaanallahu bi kulli syain muhiitho “ ( Dan Allah meliputi segala sesuatu ) Jelas yang dimaksud dalam kata Allah disin adalah Dzat yang memiliki nama Allah, bukan Ilmu

Sebab kalau yang meliputi itu ilmuNYa maka ayatnya akan menyebutkan kata “Ilmu“

Seperti Qs Thaha 98 :
Innamaa ilaahukumullahulladzii laa ilaha illa huwa wasi’a kulla syain ‘ilma
( Sesungguhnya Tuihanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia, dan IlmuNYa meliputi segala sesuatu )

QS At Thalaq 12
Allahulladzi khalaqas sab’a samawaati wa minal ardli mitslahunna yatanazzalul amru baina hunna laita’lamu annallaha ‘ala kulli syain qadiir wa annallaha qad ahaatha bi kulli syain ‘ilmaa
( Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itulah bumi, perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ‘ilmuNYa benar – benar meliputi segala sesuatu )


Ada juga ayat yang menyatakan Rahmat dan ilmuNYa yang meliputi segala sesuatu yaitu : Qs Al Mukmin 7. Qs Al A’raaf 156.

Yang ingin saya uraikan disini adalah ada pendapat yang menyatakan bahwa yang meliputi itu “ilmuNYa” saja, seolah – oleh dzat dan sifat yang lain dari Allah itu tidak meliputi segala sesuatu.

Padahal Allah itu tunggal yang tidak bisa dibagi – bagi seperti sifat wajibNYa yaitu wahdaniyah, jadi ya tidak bisa dipisahkan antara ilmuNYa sendiri, DzatNYa sendiri, RahmatNYa sendiri, KehendakNYa sendiri,

Emangnya “ilmu Allah itu terpisah dari DzatNya,? Apakah layak kita berpendapat demikian ?
Menurut ilmu tauhid bahwa semua sifat Allah itu tidak terpisah dari Dzat Allah yang tunggal, karena semua sifat itu kembali kepada Dzat, kalau Dzat meliputi segala seseuatu berarti kuasaNYa juga demikian, kehendakNYa, ilmuNYa juga demikian, dan semua sifat yang lainpun juga meliputi segala sesuatu.

Jangan dibagi – bagi, yang ini meliputi yang ini tidak, bahkan yang diliputi itu bukan yang baik – baik saja tapi juga yang buruk dan yang kotor juga diliputiNYa

QS Al Baqarah 19
Atau seperti hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat, mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena petir, sebab takut mati, Dan Allah meliputi orang – orang yang kafir

Qs Maryam 83
Tidakkah kamu lihat bahwasannya Kami telah mengirim syaitan – syaitan itu kepada orang – orang kafir untuk menghasut mereka berbuat maksiat dengan sungguh -sungguh

Jadi Allah meliputi orang kafir dan setan – setan itu dan seluruh perbuatannya yang artinya Allah meliputi segala kebaikan dan keburukan ( karena Allah terlepas dari sistem nilai baik dan buruk ) yang dikenai sistem nilai baik dan buruk itu makhluq.

Sebab kalau Allah tidak meliputi perbuatan yang buruk dan jahat, Allah tidak meliputi setan, karena setan memiliki sifat yang berseberangan dengan Allah, maka ada yang ingin mengatakan bahwa setan itu lawan Allah ?
Lantas dengan demikian, Allah tidak “berkuasa” atas perbuatan jahat dan buruk ? karena control dan kendalinya ada ditangan lawanNYa yaitu setan.

Maka orang yang berfikiran demikian adalah dalam jalur logika yang sangat keliru, karena pemikiran demikian akan bertabrakan dengan berbagai ayat di Al qur’an sehingga dianggap Allah tidak menjadi Tuhan dengan segala keperkasaanNYa ( JalaliyahNYa )

Bahkan Allahpun meliputi tempat kotor seperti sampah dan dan wc sekalipun,
Alasannya adalah :
1. bahwa Allah adalah Dzat yang meliputi segala sesuatu, karena kalau tidak, maka sifat itu tidak layak disandang Allah.
2. Kalau sampai ada tempat yang tidak diliputi oleh Allah, maka Allah bukan Dzat yang maha luas, seperti dalam QS Al baqarah 115
3. kalau sampai Allah tidak meliputi tempat kotor tersebut, maka seluruh proses kehidupan disitu akan berhenti dan akbibatnya adalah bencana yang besar, karena tidak ada “ Kekuasaan” yang mengendalikannya, bahkan seluruh sampah, air limbah dan kotoran tidak akan terurai karena Allah tidak mengurusinya. Justru ditempat kotor itulah Allah menampakkan kekuasanNya, kalau Allah merasa “jijik” dengan yang kita anggap “kotor” itu, atau maha SuciNya digambarkan dengan meninggalkan semua “kekotoran it “ maka sungguh bukan rahmat yang akan kita terima tapi bencana yang besar sekali.

Jadi sebenarnya yang kita sebut kotor dan tidak bermanfaat itu belum tentu hal yang kotor bagi makhluq lain, karena sebenarnya bau yang menyengat dari tinja dan urin itu berasal dari zat kimia bernama amoniak, ureum dan asam belerang, dan semua zat itu sangat berguna bagi industri kimia.


Disinilah Allah menunjukkan kebesaran dan kasih sayangNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar